Selasa, 02 Juli 2013

Hal yang sudah pasti: Kematian.

Selasa, 02 Juli 2013
12.00 Siang

Saya sedang makan siang dengan beberapa teman kantor saya.
Pada saat itu saya sedang menunggu kabar dari keluarga temen sekelas di kuliah saya, yang saat itu sedang terbaring koma kritis di rumah sakit.
Sudah 1 minggu lebih teman saya sudah di rawat karena penyakit infeksi paru-paru. Awal saya menjenguk beliau, keadannya mulai membaik. Beliau bisa bicara, bercanda, dan senantiasa tersenyum kepada kami yang saat itu menjenguk beliau (Alm).

Memang dari awal kami menjenguk beliau masuk rumah sakit, seperti sudah ada tanda-tanda kalau beliau akan dipanggil Tuhan YME. Berawal dari kakaknya yang memberi kabar kalau adiknya (teman saya) minta dikunjungi untuk di jenguk. Mungkin dari situ Tuhan sudah punya rencana kepada beliau.

Diluar perkiraan kami setelah menjenguk beliau di hari pertama, kami mendapat kabar kalau beliau Kritis, beliau kritis pada hari jumat pukul 03.00 pagi, rekan-rekan saya dari kampus memutuskan untuk menjenguk beliau pada hari sabtu. Ketika kami menjenguk beliau, keadaan sangat memprihatinkan sekali. Ingin menangis rasanya, bagaimana melihat seorang teman baik sedang berjuang melawan rasa sakit, dengan beberapa selang udara dan infus yang dipasang pada bagian tubuhnya. Sangat iba kami melihatnya, beberapa teman saya tidak bisa membendung air mata karena tidak kuat melihat keadaan teman saya seperti itu. Disana kami mendoakan beliau agar lekas sembuh dari penyakitnya.
Di kampus, memang beliau seseorang yang pandai, baik, serta taat beribadah. Begitu juga di lingkungan kerja nya, beliau orang yang tekun dan jarang mengeluh. Kebaikan-kebaikan ini yang kami ingat kepada beliau.
Teringat saat semester satu hingga sekarang semester dua, beliau adalah teman sekelompok saya. Hampir setiap tugas kelompok kami berempat selalu menjadi bagian dari kelompok. Mungkin saat itu adalah saat yang paling saya ingat kepada beliau. :)

Sampai hari selasa, keadaan rekan saya ini belum ada perkembangan, malahan semakin drop. Info dari sanak keluarga kalau dokter sudah menyerahkan semuanya kepada tuhan YME. Hingga jam 12.00 siang kami mendapat kabar, kalau rekan saya sudah di panggil kepada-Nya.
Setelah saya mendengar kabar itu, saya tersentak hening, sedih, sambil berpikir & bertanya dalam hati saya: 'Kenapa secepat ini ya Robb? apakah KAU tunjukan ini sebagai pengingat kepada kami semua?'

Tidak lama seteleah beliau meninggal dunia, beliau dibawa ke rumah duka untuk dimandikan dan disalatkan. Beberapa rekan saya sudah sampai di rumah duka, sementara saya masih berada di kantor. Saat itu saya mendapat kabar kalau beliau akan langsung dimakamkan ba'dah ashar jam 15.00 sore. mendengar kabar itu, saya langsung menuju TPU kemiri untuk langsung ke makam beliau, gemuruh hujan menemani perjalanan saya pada saat itu. Sampai akhirnya saya sampai di TPU kemiri rawamangun jam 17.00 sore. Sudah tampak  kehadiran rekan-rekan saya dan sanak sodara serta rekan-rekan almarhum yang mengerubungi kuburan beliau. Suasana haru menyelimuti kami semua. Lantunan Doa kami panjatkan. Sementara saya sudah tidak kuat membendung air mata yang menetes di kedua pipi saya, saya mengingat kebaikan-kebaikan beliau. Engkau memanggil dia secepat ini. Semoga menjadi pelajaran yang berharga bagi kami semua.

========================================================================

Salam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar