Rabu, 19 Juni 2013

Story of Bambang & Inah.



Menikmati pagi yang cerah ini, ditemani secangkir kopi, mendengarkan segenap curahan hati.
Pada pagi hari ini, saya mendengarkan cerita seseorang, dia adalah sahabat dekat saya. Namanya bambang yah..
Dia menceritakan seseorang. Sebut saja namanya Supri, Single, perempuan, 19 tahun.

Bukan, bukan supri. Anggap aja namanya Inah. Inah ini bukan nama pembantu komplek yang biasa dipanggil: "Inaaaaaaah!" "Iya nyaaaaaah." Sapa Inah teriak sampe berbusa. (Ijah kali bukan Inah)
Tapi, Inah ini bukan pembantu. Inah ini adalah rekannya bambang, tepatnya mantan majikan sahabat saya yang sekarang dia anggap adik.

Mungkin terkesan norak menceritakan cewek di Blog, udah kaya curhat aja. Ya terus kenapa? Ini kan Blog pribadi saya, kalau gak suka. Ga usah dibaca. Simple kan?
*ini belum cerita kok udah sewot duluan ya?* hahaa

Hari ini hari kamis, Bambang baru pulang kuliah, Bambang sampai rumah jam 23.00. Bambang ingin menepati Janji dengan Inah. Sahabatnya Bambang yang sekarang ia anggap adik, untuk menceritakan hal yang sebenarnya tidak biasa bagi si Bambang itu. Wuih, udah kaya apa aja ini..
Iya, Bambang menceritakan kehidupannya pasca bercerai dengan Inah.

Backsound: Arya wiguna - Demi tuhan

Bambang bercerita ketika dia masih menjalin cinta dengan Inah kurang lebih 31 bulan lamanya. Begitu banyak hal-hal yang menyenangkan yang dia lewati dengan Inah. Sehingga suatu ketika, Bambang dirundung masalah. Semua nya usai. Bambang udahan, pisah, putus, cerai, selesai! Tamat. Udah.

Belum.. Baru mulai ini..
Setelah mereka putus, seperti kebiasaan anak remaja pada umumnya, broken heart sudah menjadi hal biasa pasca putusnya suatu hubungan, ketika Bambang menceritakan hal ini kepada Inah. Inah bertanya kepada Bambang, apakah dia (Bambang) Galau ketika itu?
Bambang menjawab. Enggak. Dia gak sampai naik tiang sutet yang tinggi itu kok! Karena Bambang sadar dia takut pada ketinggian. #gubrak
Hanya saja Bambang melampiaskannya dengan naik motor ngebut-ngebutan, nyalip-nyalip kontainer ditengah-tengah gitu kan.. Serem. Dan ketika itu dia (Bambang) bawa motornya sambil nangis.
Bambang cerita begitu kepada Inah. Inah ketawa.
Inah ketawa di atas penderitaan Bambang.

Backsound: Padi - Sesuatu yang Indah.

Saat itu bambang ngobrol panjang lebar, nostalgia karena sudah hampir 3 bulan mereka ga ngobrol lama seperti ini. Dulu ketika mereka telf itu paling sebentar ya 2 jam. Kenapa telf? gak ketemu aja? Iya, mereka LDR. Inah di salah satu Universitas Negri di Jawa Tengah, kuliah disana. Sementara Bambang di Jakarta . Semenjak Inah diterima kuliah disana, intensitas pertemuan mereka semakin berkurang, kadang bisa 4-5 bulan sekali. Tapi mereka lalui bersama dengan penuh kasih sayang dan saling percaya. Sampai akhirnya semuanya selesai..

Walaupun sudah hampir 3 bulan, Bambang belum bisa melupakan bayang-bayang Inah dalam hidupnya. Tapi Bambang membuatnya seolah-olah dia telah melupakan Inah. Bambang ingin Inah bahagia walaupun dengan orang lain. Begitu kata Bambang kepada saya. Meskipun saya yakin dia berbohong.
Bambang senang, ketika itu Bambang melihat foto Inah di display picture BBM. Kelihatan badannya makin gemuk, pipinya tembem. Bambang tanya ketika itu: 'Inah, berat badan kamu berapa? kok sekarang keliatan gemukan?' Inah menjawab: 'iya kak, berat ku jadi 43,7kg dooong' cetus Inah bangga.
Satu sisi, Bambang juga sedih. Inah sudah bertemu dengan seseorang yang di istilahkan dengan sebutan awan. Kk tingkat Inah ketika itu. Orang nya baik, penuh perhatian, hampir tiap hari selalu makan bareng, jalan-jalan bareng, kala itu ketika mereka telf'an Inah menceritakan semua. Ternyata sudah se-intens itu. Pantas aja berat badan kamu bertambah. Begitu kata Bambang.
Berbeda dengan Bambang, selama 31 bulan, rekor berat badan Inah selama berhubungan dengan Bambang itu 42kg. Rata-rata 40kg. Terlihat disini dibuktikan dalam teori kebahagiaan: 'semakin naik berat badan seseorang, itu menunjukan kalau orang itu makin bahagia.' Teori darimana ini...

43,7kg mereka dekat hanya 3 bulan kurang. Bambang mulai berpikir aneh-aneh. Gimana kalau nanti mereka jadian selama 3 tahun. Bisa-bisa Obesitas Inah ini?!
Enggak, enggak.
Bambang sedih, sekaligus bahagia. Gitu katanya. Bohong lagi.

Memang, pasca berpisah, mereka saling terbuka antara kehidupan mereka masing-masing. Termasuk kedekatan mereka dengan seseorang, nah mas-mas yang deket sama Inah tadi, di ibaratkan Inah sebagai awan. yang sulit di sentuh, walaupun sudah dekat. Dan ketika di sentuh, ia akan berpencar karena dia hanya apa nya udara gitu saya lupa... susah banget pengungkapannya..
Sementara ada satu orang lagi yang di ibaratkan sebagai bunga, yang mudah dipetik. Gampang dibawa pulang, harum, Indah. Orang ini yang sudah jelas menyukai Inah sewaktu kita masih bersama dulu. Dan sekarang masih mengagumi Inah, dengan kata lain, kalo Inah mau ya tinggal Jadian aja
Inah bertanya kepada Bambang: 'Kalau kk jadi Inah, pilih mana? awan atau bunga?'
Bambang jawab: 'Ikuti kata hatimu.'
Yap, Bambang tidak menceritakan panjang lebar lagi, karena inti dari cerita pada artikel ini, sudah dia ceritakan semua.

dan terakhir:

'Selamat pagi Inah, selamat menjalankan aktivitasmu.' :)


Begitu kata Bambang kepada saya.


======================================================

Update :
29-06-2013

Kemudian Bambang datang lagi kepada saya. Dengan raut muka penuh dengan kecemasan, kesal & mumet.
Mungkin ini adalah jawaban dari semua pertanyaan Bambang selama ini. Wuih, dramatis banget ini. Udah kaya acara Silet aja! Semua akan di kupas secara Tajam, se-tajam. SILETTT!!
Update untuk hal terkait, Bambang akan menceritakan secara lebih serius pada artikel ini.

Inah kembali menceritakan hari-harinya disana.
Saat itu, bunga berusaha mendekati Inah. sebetulnya Inah sudah tau kalau sebetulnya Bunga menyukai Inah, hanya saja Inah selama ini berpura-pura tidak tau. Uniknya, Inah ini mempunyai sifat ingin mengetahui urusan orang lain, atau dalam bahasa anak muda zaman sekarang adalah (kepo).
Sampai Inah menanyakan sebetulnya siapa orang yang disukai oleh Bunga. Bunga hanya memberi clue kalau orang itu, orang yang menyenangkan, nyaman apabila bersama dia, namun orang itu kadang mendekat, kadang menjauh. Begitu kata Bunga. Mungkin wajar Bunga merasakan hal itu. Karena Inah ini adalah pribadi yang humble, dekat dengan semua orang, cowok atau cewek. tua atau muda Sama saja. Kecuali bencong ya. Bambang nggak tau. Apalagi saya.
Inah selalu mendengarkan curahan hati Bunga, seseorang yang disukai Bunga, yaitu Inah sendiri. Mungkin Bunga sendiri tidak tau kalau Inah sudah mengetahui perasaannya. Karena teman-teman yang memberi tau. Dan saya rasa Bunga juga tau, kalau Inah memang sudah tahu kalau orang yang disukai Bunga adalah Inah sendiri, berharap Inah merespon dari pendekatannya selama ini.

Sampai suatu saat, Inah lelah akan kepura-puraan selama ini, kerap kali dia disalahkan sama teman-temannya karena mungkin dia hanya mempermainkan Bunga selama ini.
Akhirnya pada suatu kesempatan, Inah memberanikan diri menanyakan kepada Bunga kalau sebetulnya dia tau orang yang diceritakan Bunga selama ini adalah dirinya. Bunga kaget, sekaligus meng-iyakan.
Lalu, Inah memberitahu kepada Bunga, untuk tidak berharap banyak kepada Inah. Kalau untuk saat ini hatinya belum siap menerima siapapun. Walaupun saya tau, sebetulnya bukan Bunga yang Inah harapkan. Namun Awan.
Setelah mereka mengobrol, dapat disimpulkan Inah belum bisa menerima Bunga.
Bunga pun agak depresi mendengar keputusan itu. Dia suka bengong, coret-coret kertas gak jelas, kalau lagi ngumpul, tertawa hanya senyum kemudian jutek lagi. Begitu kira-kira yang diceritakan Inah.

Bunga juga cemburu selama ini akan kedekatan antara Inah dan Awan. Inah dan Awan memang terlihat seperti yang lagi pedekate. Namun mereka belum mengakui. Sering kali teman-teman kampusnya sering meledeki mereka. Namun si Awan itu hanya berkata kalau kedekatan mereka hanya sebatas kakak & adik.

Kemudian si Awan berinisiatif untuk menenangkan keadaan Bunga, bermaksud menjelaskan kalau hubungan Inah dan dia (Awan) hanya sekedar kakak dan adik. Dengan maksud agar hubungan persahabatan antara mahasiswa dan kakak kelas itu tidak 'tegang' .
Dan akhirnya Bunga menerima penjelasan dari Awan itu..

Semua cerita ini berdasarkan kejadian langsung yang di alami oleh Inah kepada Bambang.

Disini yang Bambang tidak habis fikir. Begitu katanya. 'Kenapa sih?' tanya saya.
Setelah menceritakan hal itu, Awan mengungkapkan perasaannya kepada Inah, kalau memang Benar selama ini Awan suka kepada Inah. Sudah lama. Inah tidak menjelaskan sejak kapan Awan menyukai Inah pada saat itu. Namun ketika Bambang masih menjalani dengan Inah, Awan memang sudah sering mendekati Inah dengan mengantar makan, memberi perhatian, sampai main ke kostnya hampir setiap hari. Dari awal Bambang menyangka: Gak mungkin kalau Awan hanya menganggap Inah sebagai adik. Kata Bambang menebak-nebak.

Dan ketika Awan mengungkapkan perasaannya, Inah juga mengungkapkan perasaannya. Kalau Inah juga suka kepada awan.
Sebetulnya Bambang sudah tidak kuasa mendengar cerita-cerita dari Inah. Namun mungkin Bambang terus mencoba agar Bambang bisa menerima apapun yang terjadi.
Sayapun berusaha menenangkan Bambang yang tak kuasa melanjutkan ceritanya. #lebay

dan akhirnya..
Semua kekhawatiran Bambang sudah menjadi kenyataan. Orang yang dulu begitu Bambang kagumi, sudah berubah begitu cepat. Kenapa?
Logikanya pun tidak sampai memikirkannya.
Hal yang Dia yakini adalah: kalau tulang rusuk tidak akan pernah tertukar.
Begitu kata Bambang, saya pun meng-iyakan.
'Segala baik buruknya suatu hal, pasti sudah di tuliskan oleh Nya. Jadi, kenapa kamu berburuk sangka, Mbang? Tidakkah kamu mengambil pelajaran dari ini semua?' Kata saya memberi saran.
Karena sebaik-baiknya cara melupakan orang yang menyakitimu adalah: Lupakan sakitnya, tapi ingat pelajaran dari kesalahannya!