Selasa, 30 Juli 2013

Absurd di Kampus.

Hari sudah petang, mata saya melirik ke jam dinding ruangan kantor yang sudah menunjukan pukul 16.30 WIG (Waktu Indonesia bagian Galau). Galau merasakan dentuman irama music drumband yang ada di dalam perut, (baca: Laper).

Hari ini adalah ujian skill lab praktek akuntansi yang di mulai jam 17.00 sore. Seketika saya berangkat ke kampus. Setibanya disana, saya langsung menuju kantin, ternyata masih belum banyak rekan-rekan saya yang sampai disana. Hanya beberapa saja, tidak sampai 5 orang. Ketika sedang duduk dengan menyilangkan satu kaki ke kaki lainnya (gayanya udah kaya orang bener), saya merasakan getaran yang berada di sebelah paha kanan saya: "Brrrrttt". Seketika saya kaget. Gak ding, biasa aja.
Ternyata itu getaran dari Hp saya yang berarti ada BBM masuk.
Saya ambil Handphone dari saku kanan saya, kemudian saya cek, saya pirit pelan-pelan (udah kaya main gaple aja piritan), dan ternyata isinya dari calon gebetan rekan kampus saya yang meberitahukan kalau rekan-rekan yang lain sudah berada di lt. 5 ruang ujian. Oke, baiklah. #kemudianmeluncur

Di ruang ujian ternyata kondisi kelas sudah ramai, kemudian saya melihat-lihat tempat duduk, seketika saya memilih tempat duduk mana yang beruntung yang akan saya duduki.
Akhirnya saya memilih tempat duduk kedua paling depan, Wuih.. udah kaya orang bener aja ujian duduk paling depan. Sebetulnya ini karena pengaruh teman saya yang bernama Fandi. 'Tha, disini aja duduknya, nanti kerja sama' cetus Fandi. 'Ga di belakang aja Fan? Ini tempat duduk paling depan rawan kena tegur dosen loh!' Timpal saya balik. Dengan penuh plin-plan dia jawab: 'Oh iya ya.. yaudah deh gue pindah ke belakang aja kalo gitu.' Saya: '........'
'Anak SD yang baru belajar nyontek juga tau kalau mau kerja sama duduknya di belakang.' Seru saya dalam hati.
Kemudian saya melihat Fandi duduk paling pojok dibelakang dengan rekan-rekan saya yang lain yang ikut pindah semua ke belakang. Jadi mendadak kosong gini bangku depan. Yasudahlah.

suasana kelas
bukan gambar sebenarnya

Saya duduk di kursi baris ke-3 pojok kiri. Sementara ujian telah dimulai, sempat ngaret sebentar. Yang tadinya jam ujian pukul 17.00 sore, baru di mulai pukul 17.40 sore. 'Gilee, ngaret gak nanggung-nanggung sampai 40 menit, gak sekalian aja ujiannya habis buka puasa' Celetuk rekan saya mengeluh. 'Iya, malah gue udah buru-buru kesini, gak sempet dandan, takut telat' Seru rekan saya yang perempuan. Sekejap situasi di kelas kami jadi mendadak Rumpi penuh dengan keluhan.

         Tidak terasa, Adzan maghrib telah berkumandang. Sementara saya gak bawa air minum buat buka puasa, akhirnya saya minum air teh yang dibawa teman saya. Alhamdulillah.
Tapi disini, ada sesuatu yang membuat kami semua sirik. Dosen pengawas kami, dengan enak dan nikmatnya dibawain Kolak oleh OB kampus. Di anterin gitu. Terus makan deh di meja tempat dia ngawasin. Enak banget!
Rona-rona wajah penuh iri & dengki menyelimuti mahasiwa dan mahasiswi yang sedang mengerjakan soal akuntansi yang lumayan ngejelimet itu.
Tidak lama dosen makan Kolak, beliau keluar kelas untuk Solat. Sementara saya ke belakang bercengkrama sekaligus diskusi tentang materi soal. *mumpung gak ada dosen*

Nah, disini hal heboh terjadi, teman saya kebetulan membawa sebotol Big Cola, seperti yang terjadi biasanya, satu botol big cola diminum rame-rame. #indahnyaberbagi
 segarnya big cola

Kebetulan ada satu buah aqua gelas yang sudah di carik atasnya, untuk dijadikan wadah minum big
cola. Jadi, kita minum seakan-akan pakai gelas gitu.. Pakai Aqua gelas yang biasa dibandrol dengan harga Rp. 500,- perak per buah.
Kebetulan saya menjadi orang pertama yang minum, 'Glek-glek-glek...Ahhhh..'
Setelah itu rekan saya cewek bernama: sebut saja namanya Fani, single, wanita, 21 thn. Ingin minum juga. 'Woy bagi dong, gue juga haus nih.' padahal dia kaga puasa.
Saat itu botol Big Cola sedang berada di tangan Fandi, yang dengan Iseng mengocok-ngocok Big Cola sehingga sodanya ngumpul. Lalu dia melemparkannya ke Fani. 'Nih Fan!' Seru Fandi sambil senyum iblis.
Fani menerima lemparan dengan sigap, tanpa berpikir panjang dia membuka tutup botol big cola yang sebelumnya sudah di kocok-kocok sama Fandi. dan.... BYARRRRRR!
Tumpah semua soda Big Cola yang meledak membasahi: Baju Fani, Kertas Ujian Fani, Sampai Meja, Lantai, kena semua akibat tumpahan soda dari Big Cola.
Sekejap wajah Fani memelas, lalu pucat, seperti orang yang buru-buru ke toilet karena ingin boker, pas sampai toilet, ternyata kaga ada air. Ya gitu deh.
Seketika ruang kelas serentak ramai penuh tawa karena melihat Fani yang begitu menderita terkena tumpahan Big Cola.
Kemudian Fani marah: 'Ah lo jail banget sih Fan (fandi), untung aja lo tahun depan mau nikah, kalo engga udah abis lo..'
Saya ga ngerti kenapa Fani ngomong begini, dan apa korelasinya dengan ulah Fandi yang iseng tadi. Sampai sekarang pernyataan ini masih menjadi misteri.
Lalu Fandi bilang sambil tertawa terbahak-bahak: 'Ahahahaha... elo sih lagian ga sabaran.' Jawab Fandi dengan raut wajah tanpa dosa.

Setelah kejadian absurd tadi, kami ber-tiga. Saya (Tatha, Fandi & Raffi) pergi ke mushola kampus untuk solat magrib.
Setelah solat magrib, pikiran absurd Fandi pun muncul: 'Eh Bro, kita makan diluar yuk!' Raffi menjawab: 'Ah, Gile lo Fan, kita kan lagi ujian.. Kalo nanti kelamaan trus dimarahin dosen gimana?' Saya pun ikut meng-iyakan dengan jawaban Raffi. Kemudian Fandi menimpa balik: 'Udah tenang aja, dosennya baik kok, lagian ujiannya keliatan agak santai. Udah pokoknya kita makan yuk, perut gue udah laper!'
Karena kita berdua juga laper, akhirnya kita meng-indahkan ajakan sesat Fandi ini. #menujuwarungpecelayam

ilustrasi warung pecel & soto dekat kampus

Sampai di warung pecel. Kami pun segera memesan makanan.
Fandi: Pak, saya soto Ayam, nasi, minum nya es teh tawar ya!
Raffi: Saya juga sama. Soto ayam, nasi, pake es teh tawar!
Saya: Saya Pecel ayam, nasi, es teh tawar. Gak pake piring ya, Pak!
Tukang soto: Oke boss..
Gak lama, bapak-bapak nya bingung, 'Gak pake piring? hahaha bisa aja kalian..'
Melihat bapak-bapaknya agak linglung, kami pun tertawa.. :))

Kami bertiga makan dengan lahapnya di sebuah warung tenda, senda gurau tertawa ditemani suasana macetnya Ibukota. Tanpa terasa, waktu sudah menunjukan pukul 18.50 WIG (Waktu Indonesia Bagian Galau). Serentak kami semua kaget. Hampir jam 19.00 Malam. Tapi kami belum kembali ke kelas. Setelah selesai makan, kemudian kami tidak lupa membayar makan-makanan kami. Baiklah ini penting. 
Kami cepat-cepat menuju kampus dan menuju ruang kelas. Sesampainya di depan kampus, Fandi menerima BBm dari teman kami Muthia yang isinya kira-kira begini: 'Fan, cepetan ke kelas, dosennya udah masuk daritadi, kalian ditanyain tuh..'
Seketika kampi pun kaget, deg-degan. Kemudian kami menuju lantai 5 ruang ujian. 
Saya memencet tombol 'naik' Lantai 5 lift kampus kami. Disinilah kejadian Absurd kembali terulang.
Di dalam Lift:
Fandi: 'Eh, gimana nih.. nanti kira-kira kena omel gak ya?' cetus Fandi dengan penuh khawatir.
Raffi: 'Iya Fan, gara-gara elo sih nekat banget..!' jawab Raffi ngotot.
Saya: 'Yaudah deh. Biar adil, yang paling Tua, nanti yang masuk duluan ke dalam kampus'. Seru saya agar Fandi (yang paling tua) agar masuk duluan ke kelas. Supaya nanti kalau ditanya dosen, biar dia aja yang jawab duluan. HAHA.
Raffi: 'Bener Fan, nanti lo duluan ya yang masuk! lo kan yang Tua, dan yang ngajakin juga!
Ternyata Fandi tidak langsung meng-indahkan saran picik kami berdua.
Fandi: 'Enak aja, gak adil ah. Gue gak mau. Gini aja biar adil.....'
Saya gak nyangka Fandi akan mengeluarkan Ide konyol ini.
Fandi: '.....Biar adil kita GAMBRENG!!!'

Fandi, cowok tulen dengan umurnya yang menginjak ke-27 tahun, yang berencana menikah tahun depan, ngajak GAMBRENG?!! what the hell?!!
Sebagai orang yang paling tua, seharusnya dia punya sifat leadership..
Sebagai orang yang lebih tua, dia seharunya mengerti perasaan kami..
Sebagai orang yang lebih muda, kami menghormati Ide dari orang yang lebih tua..
Sebagai orang yang lebih muda, kami pun setuju dengan Idenya...
#Gubrak

Sampai akhirnya kami tiba di lt.5
Kami pun sepakat untuk Gambreng, bagi yang keluar duluan, dia yang jalan belakangan. Sampai akhirnya: HOMPIMPA GAMBRENG!! tinggal Saya dan Fandi. Karena Raffi sudah keluar duluan ketika Gambreng tadi!
Singkat cerita setelah saya adu suit dengan Fandi, dengan hasil akhir yang dimenangkan oleh Fandi dengan skor 3-1. Maka dengan ini telah ditentukan kalau saya lah yag jalan duluan masuk ke ruang kelas.
Saya dengan pedenya jalan ke ruang kelas sementara Raffi dan Fandi mindik-mindik kaya orang ketakutan berharap saya menjadi tameng mereka.
Ternyata sampai ruang kelas saya langsung nyelonong masuk, karena dosennya sedang melayani pertanyaan mahasiswi di depan mejanya~
Dan alhasil, kejadian yang dikhawatirkan sebelumnya itu tidak terjadi sama sekali. HAHAHA
Akhirnya kami kembali mengejerjakan soal praktek Akuntansi sampai pukul 20.00 (WIB) malam.

Tamat~


 Tertanda


Guesst Tatha



 




Selasa, 23 Juli 2013

consistently believed.

Hari ini tepat tanggal 24 july 2013.

Ketika sedang merenung sendirian, suka berpikir yang macem-macem. Mulai teringat kesalahan-kesalahan yang lalu, kebodohan-kebodohan yang lalu saya perbuat. Dan pada akhirnya menyesal dengan sendirinya..
Memang selalu betul kalau ada kalimat yang menyatakan: 'Penyesalan itu selalu datang terlambat, kalau duluan itu namanya pendaftaran.'
Saya mengerti, kalimat yang awal itu betul, tapi yang belakang itu agak nyeleneh ya. Apa hubungannya coba?

Tetapi yang patut disadari adalah: tidak ada gunanya menyesali kesalahan yang telah diperbuat, tidak ada gunanya menyalahkan diri sendiri. Tapi tetaplah konsisten memperbaiki diri, tetaplah menjadi pribadi yang lebih baik tiap harinya. Jadilah orang yang bermanfaat untuk sesamanya. Lalu apa yang membuat hidup ini bermakna bagimu? Apabila kamu mati? apa yang jadi bekal kamu nantinya? Apa yang kamu tinggalkan kepada orang-orang setiadanya kamu nanti?
Ya.. Bermanfaatlah.. Terutma untuk keluarga: yaitu orang mencintaimu dengan tulus, sanak saudaramu & orang-orang sekitarmu.

Saya berusaha melawan segala macam pembatas yang ada di dalam pikiran saya. Pikiran yang membelenggu keinginan yang ada di dalam hati. Niat hati yang tulus, sebagaimana tindakan yang sudah dipersiapkan untuk mencapai suatu tujuan mulia, seakan terhalang oleh tembok besar yang menghalangi sehingga sulit melakukan sesuai dengan apa yang saya ingini. Rasanya sangat sulit, tapi saya yakin bisa melawan tembok itu. Tidak ada yang bisa mengalahkan kekuatan keyakinan. Seperti keyakinan kita kepada Nya. Yakinlah bahwa DIA yang akan menyelaraskan antara hati dan pikiran ini.
Ketika berkeluh kesah, seringkali saya merasa khawatir dengan apa yang terjadi di kedepannya. Kekecewaan akan suatu hal yang berujung kesedihan yang menyelimuti jiwa, menyusul segenap keresahan di dalam hati, kepada hal yang abstrak, hal yang belum pasti terjadi. Hal apapun itu.
Namun, sesuatu yang sudah pasti: setiap ada kesulitan pasti ada kemudahan. Setiap kesedihan pasti ada kebahagiaan yang menunggu di depan. Itu yang sudah pasti.

Ketika pancaran hati ini menyinari kalbu: seperti cahaya mentari yang menyinari alam, kemudian gemuruh awan mendung menyeringai sehingga hujan, namun setelah hujan, terbitlah kembali matahari, disertai Pelangi yang Indah menyinari.

And the last...
I am sure, all will be beautiful in its time. :)





Selasa, 02 Juli 2013

Hal yang sudah pasti: Kematian.

Selasa, 02 Juli 2013
12.00 Siang

Saya sedang makan siang dengan beberapa teman kantor saya.
Pada saat itu saya sedang menunggu kabar dari keluarga temen sekelas di kuliah saya, yang saat itu sedang terbaring koma kritis di rumah sakit.
Sudah 1 minggu lebih teman saya sudah di rawat karena penyakit infeksi paru-paru. Awal saya menjenguk beliau, keadannya mulai membaik. Beliau bisa bicara, bercanda, dan senantiasa tersenyum kepada kami yang saat itu menjenguk beliau (Alm).

Memang dari awal kami menjenguk beliau masuk rumah sakit, seperti sudah ada tanda-tanda kalau beliau akan dipanggil Tuhan YME. Berawal dari kakaknya yang memberi kabar kalau adiknya (teman saya) minta dikunjungi untuk di jenguk. Mungkin dari situ Tuhan sudah punya rencana kepada beliau.

Diluar perkiraan kami setelah menjenguk beliau di hari pertama, kami mendapat kabar kalau beliau Kritis, beliau kritis pada hari jumat pukul 03.00 pagi, rekan-rekan saya dari kampus memutuskan untuk menjenguk beliau pada hari sabtu. Ketika kami menjenguk beliau, keadaan sangat memprihatinkan sekali. Ingin menangis rasanya, bagaimana melihat seorang teman baik sedang berjuang melawan rasa sakit, dengan beberapa selang udara dan infus yang dipasang pada bagian tubuhnya. Sangat iba kami melihatnya, beberapa teman saya tidak bisa membendung air mata karena tidak kuat melihat keadaan teman saya seperti itu. Disana kami mendoakan beliau agar lekas sembuh dari penyakitnya.
Di kampus, memang beliau seseorang yang pandai, baik, serta taat beribadah. Begitu juga di lingkungan kerja nya, beliau orang yang tekun dan jarang mengeluh. Kebaikan-kebaikan ini yang kami ingat kepada beliau.
Teringat saat semester satu hingga sekarang semester dua, beliau adalah teman sekelompok saya. Hampir setiap tugas kelompok kami berempat selalu menjadi bagian dari kelompok. Mungkin saat itu adalah saat yang paling saya ingat kepada beliau. :)

Sampai hari selasa, keadaan rekan saya ini belum ada perkembangan, malahan semakin drop. Info dari sanak keluarga kalau dokter sudah menyerahkan semuanya kepada tuhan YME. Hingga jam 12.00 siang kami mendapat kabar, kalau rekan saya sudah di panggil kepada-Nya.
Setelah saya mendengar kabar itu, saya tersentak hening, sedih, sambil berpikir & bertanya dalam hati saya: 'Kenapa secepat ini ya Robb? apakah KAU tunjukan ini sebagai pengingat kepada kami semua?'

Tidak lama seteleah beliau meninggal dunia, beliau dibawa ke rumah duka untuk dimandikan dan disalatkan. Beberapa rekan saya sudah sampai di rumah duka, sementara saya masih berada di kantor. Saat itu saya mendapat kabar kalau beliau akan langsung dimakamkan ba'dah ashar jam 15.00 sore. mendengar kabar itu, saya langsung menuju TPU kemiri untuk langsung ke makam beliau, gemuruh hujan menemani perjalanan saya pada saat itu. Sampai akhirnya saya sampai di TPU kemiri rawamangun jam 17.00 sore. Sudah tampak  kehadiran rekan-rekan saya dan sanak sodara serta rekan-rekan almarhum yang mengerubungi kuburan beliau. Suasana haru menyelimuti kami semua. Lantunan Doa kami panjatkan. Sementara saya sudah tidak kuat membendung air mata yang menetes di kedua pipi saya, saya mengingat kebaikan-kebaikan beliau. Engkau memanggil dia secepat ini. Semoga menjadi pelajaran yang berharga bagi kami semua.

========================================================================

Salam.