Lama tak menulis..
.
Satu Setengah Tahun
Hatiku berdetak dan berayun.
Menyukaimu dalam diam.
Memperhatikanmu di kesunyian.
Melihat pesonamu di kejauhan.
Apakah selama ini kamu sadar?
Aku tidak berharap kamu suka juga kepada ku, namun aku senang ketika ada di dekatmu.
Satu Setengah Tahun
Pertama kalinya kita jalan berdua.
menerobos gelapnya malam bercanda dan tertawa.
Perasaan hatiku sangat bersuka cita.
Aku berharap kamu merasakan hal yang sama.
Satu Setengah Tahun
Bukan waktu yang sebentar.
Entah kenapa aku tak pernah punya keberanian untuk mengungkapkan dan melakukan
aku takut ini akan menjadi penyesalan
apakah aku harus mendekatimu lagi?
Satu Setengah Tahun
atau bisa lebih.
aku merasakan cinta dalam diam...
Satu Setengah Tahun,
Rabu, 11 Januari 2017
Selasa, 15 April 2014
Arti Konsistensi
Dear Diary,
Selamat Malam,
Kangen deh cerita sama kamu, udah 3 bulan lebih aku gak nulis disini. Rasanya ingin aku tuangkan semua keluh kesah yang ada di dalam isi kepalaku ini.
Berasa kaya cewek abege yang baru puber nulis kaya tadi. Padahal kan saya laki, dan sudah lama puber.
Tepat 3 bulan saya gak ngepost. Ternyata jadi penulis itu susah ya, susah konsistennya. Haha
Jadi inget awal-awal buat bog itu penginnya tiap bulan minimal 2 kali update, ternyata makin kebelakang makin gak keurus, sepertihati tubuh saya.
Sekarang saya ingin menulis tentang keadaan di kantor saya. Huh.
Gak tau kenapa ya, semenjak banyak perubahan yang terjadi, kenyamanan saya bekerja semakin berkurang, kadang membuat saya menjadi tidak fokus. Tim yang dulunya sangat solid, sekarang sudah tidak seperti dulu lagi. Sudah banyak muka-muka baru, yang sibuk dengan urusan masing-masing.
Komunikasi antara atasan dan bawahan juga semakin lama makin kaku aja, kaya kanebo kering.
Sementara banyak rekan kerja saya yang memutuskan diri untuk hengkang, saya tetap bertahan di tempat ini. Walaupun banyak yang mengajakan saya untuk pindah. Di dalam hati kecil saya, saya masih ingin memberikan kontribusi untuk perusahaan ini, saya ingin terus belajar. Saya mencintai pekerjaan ini.
Dilema.
Sementara banyak rekan kerja saya dari tim yang lama sudah merencanakan untuk resign, menentukan jalannya masing-masing. Sementara saya masih menimbang-nimbang.
Entah sampai kapan saya bisa bertahan, biarlah Tuhan yang menentukan.
Untuk saat ini, saya masih banyak belajar tentang arti: Konsistensi.
Selamat Malam,
Kangen deh cerita sama kamu, udah 3 bulan lebih aku gak nulis disini. Rasanya ingin aku tuangkan semua keluh kesah yang ada di dalam isi kepalaku ini.
Berasa kaya cewek abege yang baru puber nulis kaya tadi. Padahal kan saya laki, dan sudah lama puber.
Tepat 3 bulan saya gak ngepost. Ternyata jadi penulis itu susah ya, susah konsistennya. Haha
Jadi inget awal-awal buat bog itu penginnya tiap bulan minimal 2 kali update, ternyata makin kebelakang makin gak keurus, seperti
Sekarang saya ingin menulis tentang keadaan di kantor saya. Huh.
Gak tau kenapa ya, semenjak banyak perubahan yang terjadi, kenyamanan saya bekerja semakin berkurang, kadang membuat saya menjadi tidak fokus. Tim yang dulunya sangat solid, sekarang sudah tidak seperti dulu lagi. Sudah banyak muka-muka baru, yang sibuk dengan urusan masing-masing.
Komunikasi antara atasan dan bawahan juga semakin lama makin kaku aja, kaya kanebo kering.
Sementara banyak rekan kerja saya yang memutuskan diri untuk hengkang, saya tetap bertahan di tempat ini. Walaupun banyak yang mengajakan saya untuk pindah. Di dalam hati kecil saya, saya masih ingin memberikan kontribusi untuk perusahaan ini, saya ingin terus belajar. Saya mencintai pekerjaan ini.
Dilema.
Sementara banyak rekan kerja saya dari tim yang lama sudah merencanakan untuk resign, menentukan jalannya masing-masing. Sementara saya masih menimbang-nimbang.
Entah sampai kapan saya bisa bertahan, biarlah Tuhan yang menentukan.
Untuk saat ini, saya masih banyak belajar tentang arti: Konsistensi.
Rabu, 15 Januari 2014
Postingan pertama di 2014:
Selamat siang..
Sudah lama sekali saya tidak menulis di Blog ini, hmm ya.. karena menulis lewat blog menurut saya terlalu panjang & membutuhkan waktu yang lama. Karena itu saya lebih sering menulis lewat twitter, path ataufriendster facebook. Yang terakhir ini udah jarang banget..
Ketika saat menulis tulisan ini, saya sedang membaca satu artikel di Kaskus. Ya, judul threadnya ini cukup menarik bagi saya yaitu: 37 hal yang mungkin kamu sesali di kemudian hari. Saya gak mungkin jelasin semua, karena mungkin akan membutuhkan waktu yang cukup panjang hingga 3 kali puasa 3 kali lebaran abang tak pulang-pulang~
Saya akan mengutip beberapa hal yang kebetulan sama dengan yang saya rasakan saat ini.
1. Tidak berjalan-jalan ketika kamu punya kesempatan.
Yak, saya gak akan melewatkan ini. Bulan Mei 2014 kami berencana berlibur ke Pulau harapan s3etelah sebelumnya sudah lebih dulu travelling ke Pulau Pramuka. Mumpung masih muda, luangkanlah waktu untuk berjalan-jalan dengan teman, sahabat ataupun pacar. Kalau punya.
2. Takut melakukan suatu hal.
Ini dia nih, pernah gak sih merasa pengin banget melakukan suatu hal. Tapi elo merasa gak berani, gak pede dan segala macam alasan deh. Nah, setelah kesempatan itu sudah lewat, yang ada malah penyesalan. Jangan sampai hal itu terjadi. Ketakutan memang membuat diri kita menjadi tak berdaya, tatapi kita gak bisa mendiamkannya begitu aja! Lawan!
3. Gak keluar dari pekerjaan yang menurut kamu buruk.
Ini dia nih, pernah gak melakukan pekerjaan/rutinitas tapi gak sesuai dengan passion mu?
Kamu melakukan pekerjaan akan tetapi di dalam hati kamu berkata: 'pekerjaan ini menghambat potensi yang saya punya!'. Mungkin kamu melakukan pekerjaan ini karena untuk membayar tanggungan kehidupan kamu, tapi kamu tidak bisa memaksakan kehendak dengan melakukan pekerjaan yang tidak menyenangkan bagi diri kamu setiap hari. #Jleb
4. Gak menyadari betapa Indahnya dirimu.
Iki loh, sering kali kita merasa gak pede, selalu melihat keatas. Seringkali lupa atas segala pemberian oleh-Nya. Ada banyak definisi Indah/Cantik/Ganteng yang membuat kamu tidak pantas mendapakan perhatian dari orang lain.
5. Terlalu memikirkan persepsi orang lain.
Pernah gak kamu terlalu memikirkan orang lain atas apa yang kamu lakukan. Hal-hal yang seperti itu biasanya bikin keki ya.. Ya, namanya juga hidup: Kita yang jalanin, Tuhan yang nentuin, Orang Lain yang komentarin. Baiknya jangan hiraukan apa yang orang lain katakan, kalau apa yang dilakukan itu baik menurut kamu!
6. Menahan perasaan. #eaa
Takut untuk mengatakan "Aku Cinta Kamu". Mencintai seseorang adalah sebuah berkah yang tak ternilai, walaupun bertepuk sebelah tangan/dipertemukan disaat yang tidak tepat.
Kira-kira dari 37 hal yang mungkin disesali dikemudian hari, hanya 6 yang saya tulis di artikel ini karena saya... capek! hehehe.
Sekian dulu ya..
Assalamu'alaikum wr.wb
Sudah lama sekali saya tidak menulis di Blog ini, hmm ya.. karena menulis lewat blog menurut saya terlalu panjang & membutuhkan waktu yang lama. Karena itu saya lebih sering menulis lewat twitter, path atau
Ketika saat menulis tulisan ini, saya sedang membaca satu artikel di Kaskus. Ya, judul threadnya ini cukup menarik bagi saya yaitu: 37 hal yang mungkin kamu sesali di kemudian hari. Saya gak mungkin jelasin semua, karena mungkin akan membutuhkan waktu yang cukup panjang hingga 3 kali puasa 3 kali lebaran abang tak pulang-pulang~
Saya akan mengutip beberapa hal yang kebetulan sama dengan yang saya rasakan saat ini.
1. Tidak berjalan-jalan ketika kamu punya kesempatan.
Yak, saya gak akan melewatkan ini. Bulan Mei 2014 kami berencana berlibur ke Pulau harapan s3etelah sebelumnya sudah lebih dulu travelling ke Pulau Pramuka. Mumpung masih muda, luangkanlah waktu untuk berjalan-jalan dengan teman, sahabat ataupun pacar. Kalau punya.
2. Takut melakukan suatu hal.
Ini dia nih, pernah gak sih merasa pengin banget melakukan suatu hal. Tapi elo merasa gak berani, gak pede dan segala macam alasan deh. Nah, setelah kesempatan itu sudah lewat, yang ada malah penyesalan. Jangan sampai hal itu terjadi. Ketakutan memang membuat diri kita menjadi tak berdaya, tatapi kita gak bisa mendiamkannya begitu aja! Lawan!
3. Gak keluar dari pekerjaan yang menurut kamu buruk.
Ini dia nih, pernah gak melakukan pekerjaan/rutinitas tapi gak sesuai dengan passion mu?
Kamu melakukan pekerjaan akan tetapi di dalam hati kamu berkata: 'pekerjaan ini menghambat potensi yang saya punya!'. Mungkin kamu melakukan pekerjaan ini karena untuk membayar tanggungan kehidupan kamu, tapi kamu tidak bisa memaksakan kehendak dengan melakukan pekerjaan yang tidak menyenangkan bagi diri kamu setiap hari. #Jleb
4. Gak menyadari betapa Indahnya dirimu.
Iki loh, sering kali kita merasa gak pede, selalu melihat keatas. Seringkali lupa atas segala pemberian oleh-Nya. Ada banyak definisi Indah/Cantik/Ganteng yang membuat kamu tidak pantas mendapakan perhatian dari orang lain.
5. Terlalu memikirkan persepsi orang lain.
Pernah gak kamu terlalu memikirkan orang lain atas apa yang kamu lakukan. Hal-hal yang seperti itu biasanya bikin keki ya.. Ya, namanya juga hidup: Kita yang jalanin, Tuhan yang nentuin, Orang Lain yang komentarin. Baiknya jangan hiraukan apa yang orang lain katakan, kalau apa yang dilakukan itu baik menurut kamu!
6. Menahan perasaan. #eaa
Takut untuk mengatakan "Aku Cinta Kamu". Mencintai seseorang adalah sebuah berkah yang tak ternilai, walaupun bertepuk sebelah tangan/dipertemukan disaat yang tidak tepat.
Kira-kira dari 37 hal yang mungkin disesali dikemudian hari, hanya 6 yang saya tulis di artikel ini karena saya... capek! hehehe.
Sekian dulu ya..
Assalamu'alaikum wr.wb
Minggu, 27 Oktober 2013
Memberi itu mudah, bisakah kita menerima?
Haloo.. Selamat Siang
Apa kabar blog saya ini?
Sudah satu bulan lebih saya tidakcurhat menulis disini. Dikarenakan kesibukan yang tak kunjung usai. Tugas kuliah yang menumpuk, target pekerjaan yang harus dipenuhi yang membuat saya menguras bak mandi pikiran.
Siang ini pada hari senin, saya menulis tepat di depan laptop di meja kerja saya, entah.. mood dari mana, tiba-tiba terbesit begitu aja pengen ngeblog.
Ketika saya buka blog saya ternyata, udah banyak sarang laba-laba.. Pas saya buka halaman utama ada gelandangan tidur, karena udah lama gak saya buka.
Kali ini saya ingin share tentang 'Ikhlas'.
Pelajaran hidup yang katanya paling sulit itu memang belajar ikhlas, berdasarkan polling LSR (lingkaran Survey Remaja) menunjukkan kalau belajar mengikhlaskan sesuatu itu adalah hal yang sulit. Contohnya: mengikhlaskan kepergiannya. #loh
Yaa.. itu hanya sebagian contoh kecil dari beberapa hal yang patut diikhlaskan, seperti di lingkungan kerja, apabila diputus kontrak atau terjadi PHK apakah kita bisa menerima? Tanpa harus bersuudzon terhadap perusahaan yang telah memberi kita sandang, pangan, papan?
Padahal belum tentu ketika bekerja kita memberikan kekuatan penuh untuk perusahaan, lalu kenapa kalau seandainya kita dapat PHK atau tidak diperpanjang kontrak marah?
Apalagi kalau kerja males-malesan minta kenaikan UMP.
Ketika kita bersedekah, bisa saja kita ikhlas memberikan sebagian rezeki kita kepada yang miskin, ketika kita mendapat Gaji kita sumbangkan hingga 10% dari penghasilan, karena keyakinan kita kepada Nya karena DIA yang akan membalas semua amal-amalan kita.
Nah, Seandainya kalau DIA memberikan KETENTUAN yang menguji kita, bagaimana? apakah sanggup kita menerima? kebanyakan tidak. *istigfar*
Maka sering ada istilah begini: 'Yang terbaik untuk kita, belum tentu yang terbaik bagi Nya'
Ketentuan dari Nya itu bisa hal apa aja yang membuat kita sulit menerima, apapun itu. Pernah gak kalian ngerasain?
Sering kali kita menyalahkan keadaan, ya gara-gara inilah, gara-gara itulah. Sehingga kita sendiri jadi pusing akibat ketidakikhlasan pada suatu hal tersebut. Padahal, sebenarnya itu ujian dari Nya loh, karena yang menerima itu hanya orang-orang terpilih, dan kalau kita bisa melewatinya itu akan menaikkan derajat kita dihadapan Nya. Di hadapan Nya, bukan dihadapan manusia. Sadar atau tidak sadar.
Mudah-mudahan tulisan ini bisa saling mengingatkan bagi saya sendiri dan pembaca, semoga kita diberikan kekuatan agar bisa mengikhlaskan apa yang sudah menjadi ketentuan dari Nya. Amin
Apa kabar blog saya ini?
Sudah satu bulan lebih saya tidak
Siang ini pada hari senin, saya menulis tepat di depan laptop di meja kerja saya, entah.. mood dari mana, tiba-tiba terbesit begitu aja pengen ngeblog.
Ketika saya buka blog saya ternyata, udah banyak sarang laba-laba.. Pas saya buka halaman utama ada gelandangan tidur, karena udah lama gak saya buka.
Kali ini saya ingin share tentang 'Ikhlas'.
Pelajaran hidup yang katanya paling sulit itu memang belajar ikhlas, berdasarkan polling LSR (lingkaran Survey Remaja) menunjukkan kalau belajar mengikhlaskan sesuatu itu adalah hal yang sulit. Contohnya: mengikhlaskan kepergiannya. #loh
Yaa.. itu hanya sebagian contoh kecil dari beberapa hal yang patut diikhlaskan, seperti di lingkungan kerja, apabila diputus kontrak atau terjadi PHK apakah kita bisa menerima? Tanpa harus bersuudzon terhadap perusahaan yang telah memberi kita sandang, pangan, papan?
Padahal belum tentu ketika bekerja kita memberikan kekuatan penuh untuk perusahaan, lalu kenapa kalau seandainya kita dapat PHK atau tidak diperpanjang kontrak marah?
Apalagi kalau kerja males-malesan minta kenaikan UMP.
Ketika kita bersedekah, bisa saja kita ikhlas memberikan sebagian rezeki kita kepada yang miskin, ketika kita mendapat Gaji kita sumbangkan hingga 10% dari penghasilan, karena keyakinan kita kepada Nya karena DIA yang akan membalas semua amal-amalan kita.
Nah, Seandainya kalau DIA memberikan KETENTUAN yang menguji kita, bagaimana? apakah sanggup kita menerima? kebanyakan tidak. *istigfar*
Maka sering ada istilah begini: 'Yang terbaik untuk kita, belum tentu yang terbaik bagi Nya'
Ketentuan dari Nya itu bisa hal apa aja yang membuat kita sulit menerima, apapun itu. Pernah gak kalian ngerasain?
Sering kali kita menyalahkan keadaan, ya gara-gara inilah, gara-gara itulah. Sehingga kita sendiri jadi pusing akibat ketidakikhlasan pada suatu hal tersebut. Padahal, sebenarnya itu ujian dari Nya loh, karena yang menerima itu hanya orang-orang terpilih, dan kalau kita bisa melewatinya itu akan menaikkan derajat kita dihadapan Nya. Di hadapan Nya, bukan dihadapan manusia. Sadar atau tidak sadar.
Mudah-mudahan tulisan ini bisa saling mengingatkan bagi saya sendiri dan pembaca, semoga kita diberikan kekuatan agar bisa mengikhlaskan apa yang sudah menjadi ketentuan dari Nya. Amin
Senin, 02 September 2013
I am tired of this habit, a habit that hinders my goal.
I already know it just made all my dreams delayed, but still do.
I feel, changing habits is not as easy as turning the palm of the hand. It's like trying to write with my left hand while I used to use the right hand.
Oh God, give me strength so that I can change my habits, because you really only almighty give strength to the people.
I already know it just made all my dreams delayed, but still do.
I feel, changing habits is not as easy as turning the palm of the hand. It's like trying to write with my left hand while I used to use the right hand.
Oh God, give me strength so that I can change my habits, because you really only almighty give strength to the people.
Selasa, 20 Agustus 2013
Tentang dia. (just joke)
Malam-malam begini tiba-tiba pengin menulis beberapa kegelisahan sama cewek. Cewek disini artinya luas ya. Bukan pacar saya. Karena saya sendiri Jomblo masih sendiri. #MODUS
Namun, cewek disini bisa berarti teman, sahabat, atau mantan kekasih ketika masih menjalani hubungan. Sebenarnya dalam tulisan ini ada 'Sense of humor' ya. Jadi, bagi yang merasa dirinya cewek, jangan tersinggung, walaupun bagi kalian nggak semua cewek pasti kaya gini. Tapi yang pasti menurut saya, kalau kalian nggak kaya gini, ke-cewe-an kalian patut dipertanyakan (?) hehe
Sebagian cowok terbesit pertanyaan:
'Kenapa cewek seneng banget menindas cowok dengan kode-kode yang membuat kita menduga-duga, kemudian menerka-nerka, apabila terkaan kita salah, mereka ngambek, atau dalam bahasa bahasa inggrisnya 'crangky' atau dalam bahasa sunda disebut 'pundung'. Itulah cewek. Kenapa sih cewek kaya gitu?
Saya sendiri pernah menjalani hubungan dengan cewek ketika itu, atau dari cerita beberapa teman-teman dekat saya mengenai sifat-sifat cewek yang suka mengintimidasi para cowok ketika lagi jalan bareng.
Semisal, saya lagi jalan berdua gitu ya dengan pasangan, atau teman saya.
Nah, kemudian teman saya yang cewek ini laper, lalu dia melihat restoran pecel lele. Dia pasti gak akan bilang: "Aku laper, aku pengen banget pecel lele, makan yuuuk!" 99,8% dia gak akan bilang begitu.
Yang dia bilang pasti begini: 'Gila ya, kita udah lama gak makan pecel lele!' #kode #laper
Kemudian, ketika cuaca panas terik, misalkan teriknya seperti di gurun pasir, lalu dia (teman/pasangan) kita kepengen es krim, pasti dia gak akan bilang: "Sayang, aku mau es krim!" Pasti dia gak akan bilang begitu.
Yang dia bilang pasti begini: "Aduh..Panas banget yaa...!" #kode #pengeneskrim
Kenapa begitu? Kalau kalian bilang: "Panas ya..!" kita sebagai cowok kan ga tau kalian maunya apa. Apa mau disemprot? mau ditiup? mau dikipasin? Kita kan ga tau.
Lalu ketika kita gak peka terhadap kode-kode ini, kalian akan marah dengan mengatakan: "cowok itu gak pengertian" atau "cowok itu gak pernah peka" dll..
Hingga saat ini, cowok-cowok di dunia belum menemukan jawaban yang pas untuk kalimat di atas.
Kemudian ketika cewek itu bete kepada cowok, mereka pun gak pernah jujur sama kita kaum cowok. Misal kalau kita salah menduga-duga keinginan mereka. Kemudian cowok bertanya: "Sayang, kamu kenapa? kamu lagi bete ya?"
Cewek, kalau lagi bete gak pernah mau ngaku: "GPP...!" begitu kata cewek.
Lalu dengan raut penasaran si cowok kembali bertanya: "Sayang, kalau lagi kayak gini keliatannya kamu lagi bete ya?"
Lalu dengan entengnya cewek menjawab: "Pikir aja sendiri...!!"
Cowoknya bengong serba salah.
Si cowok belum menyerah untuk bertanya keadaan ceweknya itu, kemudian kembali menanyakan: "Yaampun sayang, kalau kamu jawab begitu aku ga tau kamu gimana dan maunya apa? sebenernya apa salah aku sama kamu?"
Lalu dengan wajah cemburut cewek kembali menjawab: "Kamu gak pernah mengerti aku...!" sambil menunjuk ke wajah si cowok.
Si cowok: ".........." Speechless.
Saya sendiri pernah jalan berdua dengan seorang cewek di salah satu mall di Bandung, saat itu kita sedang mencari restoran untuk makan, sambil jalan lalu dia bilang: "Kamu jadi cowok yang inisiatf dong! kalau kita mau makan kamu rekomendasi tempat-tempat yang enak, jangan bilang terserah aku atau dimana maunya kamu aja.."
Pengalaman saya sendiri, dulu pernah saya ajak di tempat gado-gado: "Kita makan gado-gado yuk, atau makan kwetiau gimana?" saya sudah duga pasti jawabannya: "Engga ah, aku gak suka gado-gado dan ga pengin makan kwetiau." Udah ketebak. Karena cewek ini kurang suka makan kuliner Indonesia. Sedangkan saya? Pemakan segala. Makanan bule suka. Apalagi makanan Indonesia? I'm lovin it. *kok malah curhat?*
Jadi ketika cewek itu bilang kepada saya untuk memilih restoran supaya leibh berinisiatif, saya mengajaknya mencoba ke restoran Bakmie: "Kita makan Bakmie aja gimana? Kayaknya enak nih Bakmienya!" kata saya. Kemudian cewek itu menjawab: "Hmm. Bakmie ya? Kayaknya kurang enak deh. Yang lain aja ya?"
"Oke, gimana kalau junkfood?" Timpal saya balik. Kemudian cewek itu kembali menjawab: "Lagi gak kepengin junkfod nih.."
Dalam hati saya: "Ini sebetulnya maunya apa sih apa-apa ga mau?"
Akhirnya cewek itu dengan sendirinya bilang: "Kita makan Pizza aja yuuk, aku lagi pengin Pizza!"
Saya pun meng-iyakan: "okee... OKEEE!"
Akhirnya kita makan Pizza, seolah melupakan percakapan tentang berinsiatif tadi. *elus-elus dada*
Kemudian ketika kita menjalani suatu hubungan, cewek akan memaksa kita untuk mengingat semua tanggal! Tanggal pertama kali jadian, tanggal pertama kali kenalan, pertama kali datang ke rumah, 5 bulanan, 6 bulanan, 7 bulanan 5 hari, 6 minggu dll. Kalau kita lupa, kita akan dibetein dan dituduh seolah gak sayang.
Sekarang pertanyaannya: Dari mana ukuran sebuah kasih sayang dengan mengingat sebuah tanggal? ada gitu korelasinya?
Misal saya punya peliharaan kucing, trus saya lupa tanggal pertama kali mandiin, tanggal pertama kali ngasih makan, 6 bulanan dia ngelahirin. Bukan berarti nggak sayang kan..
yang terakhir ini agak berlebihan.
Kamis, 15 Agustus 2013
Jangan menyerah untuk jujur.
Dari beberapa hari yang lalu, saya menonton berita. Berita tentang kasus korupsi.
Yap, pasti sebagian ada yang sudah tau. Kasusnya adalah: Kasus Korupsi di BPP Migas.
Yang menarik disini adalah salah satu tersangka korupsinya adalah seorang yang bergelar: Professor. Beliau salah satu guru besar salah satu universitas terkemuka di Bandung.
Professor loh. Ini kan gelar pendidikan yang udah tinggi ya. Terus terang, saya penasaran apa motif sang professor ini melakukan korupsi? Sekedar hobi? untuk memperkaya diri? Bokek? apalagi..
Untuk kesekian kalinya tersangka koruptor dengan latar belakang pendidikan yang tinggi. Mulai dari S1, S2, S3 sampai S cendol..
Apa mereka nggak sadar uang yang mereka ambil itu adalah uang haram? Uang yang mereka ambil lalu dinafkahkan kepada keluarga mereka itu adalah uang yang bukan haknya.
Coba bayangin:
Anak anda makan dari hasil korupsi. Gimana?
Istri anda belanja untuk membiayai pendidikan anaknya dari hasil korupsi. Gimana?
Lalu sedekah, apa iya dari hasil korupsi?
Apakah mereka gak sadar? wahai para koruptor..
Yang paling ngeri, koruptor dari pejabat yang berlatar belakang Agama. Itu udah lebih ngeri lagi..
Di lingkungan kerja saya juga ada.
Kami sebagai rekan kerja, seringkali membahas kasus-kasus korupsi yang sedang bergulir di Indonesia. Untuk mengisi obrolan pada jam-jam makan siang atau saat waktu luang bekerja.
Tapi mohon maaf, tanpa disadari, di lingkungan kantor pun banyak juga kegiatan korupsi-korupsi kecil.
Contohnya: Mark up.
Kantor saya saat ini adalah perusahaan distributor salah satu notebook lokal. Biasanya saat ingin mengadakan pameran, kita membuat material promosi, seperti: brosur, x-banner, parcell saat hari raya dll.
dari hal-hal kecil itu saja seringkali karyawan yang dipercaya membuat material tadi, berani mark up harga yang sudah ditentukan oleh perusahaan material promo tersebut untuk memperkaya diri sendiri dengan dalih: "lumayan buat nambah ongkos, lumayan buat uang makan" dan yang paling ngeri lumayan apa: "lumayan buat beli susu anak."
Padahal ketika diskusi makan siang, terkadang kami membicarakan kebejatan para pejabat kita. Ini-itu dibilang parah. Apa kamu gak sadar? Kamu itu korupsi juga loh. Saya pernah mengingatkan dengan penyampaian yang halus kepada rekan-rekan kantor saya, bukannya saya sok suci atau gimana, walaupun kami berbeda keyakinan , tidak ada salahnya untuk saling mengingatkan, bukan? kita masing-masing punya kepercayaan masing-masing. Kita punya Tuhan. Masa gak percaya kalau Tuhan yang akan mencukupkan rezeki kita?
Tentu sekarang kita bebas berpendapat, kita bebas mengomentari tingkah para pejabat Koruptor di Indonesia ini. Tapi, jangan lupa dengan apa yang kita bicarakan itu sebagai cerminan buat kita sendiri. Seperti halnya menulis, tentu tulisan ini sebagai bahan intropeksi kepada penulis tersebut. Maka tidak heran kalau di al-qur'an banyak sekali penjelasan mengenai kemunafikan.
mudah-mudahan kita terhindar dari sifat yang seperti itu.
Lalu untuk di Indonesia sendiri. Pejabat koruptor itu biasanya yang berpendidikan tinggi. Kenapa bisa korupsi? Apa dulu waktu sekolah ga pernah di jarin sama gurunya kalau korupsi itu dilarang. Apa kurang penghsilannya? takut uang pensiunnya kurang? Gak ngerti.
Mungkin menurut saya. Sistem pendidikan di Indonesia terlalu memberikan materi yang formal. Harusnya sejak kecil, karena saat masih kecil yang paling penting, ketika sel otak sedang bertumbuh dengan pesatnya, agar tertanam pada pikirannya. Ditanamkan nilai-nilai norma yang membuat orang-orang sadar akan suatu perbuatan, sebab-akibatnya seperti apa. Mulai dari nilai-nilai sosial, dengan terjun langsung ke lapangan membantu orang-orang. Bukan hanya pelajaran teori, itu kurang efektif. Menurut saya ini penting. Agar ketika si anak nanti sudah besar, sudah tertanam jiwa-jiwa sosial pada anak ini. Apa mungkin anak yang jiwa sosialnya tinggi melakukan Korupsi? jangankan korupsi, dia makan sendirian aja sayang kalau ada orang disekitarnya belum makan. Karena apa? sedari kecil sudah diajarkan bagaimana hidup 'PRIHATIN.' Bagaimana dia peduli dengan sesamanya. Kalau dari kecil udah hidup enak, dimanjain sama orang tuanya. belajar, meraih gelar sarjana. Ya mungkin jadinya seperti itu. KORUPTOR.
Mudah-mudahan tulisan ini menjadi pengingat bagi pembaca dan saya sendiri. Percayalah kepada Tuhan karena DIA-lah yang maha mencukupkan. Yakin. Sebaik-baiknya rezeki adalah rezeki yang diberkahi keridhoan dari-Nya.
Wassalam.
Langganan:
Postingan (Atom)